Longkangan Upacara Adat Munjungan
| 20.27 |
![]() |
| Longkangan |
Di samping memiliki potensi delapan pantai yang unik, Munjungan juga memiliki upacara adat yang rutin digelar. Adalah labuh Laut Longkangan, upacara adat yang biasa dilakukan masyarakat nelayan di pantai Kecamatan Munjungan setiap hari Jumat Kliwon di bulan Selo penanggalan Jawa. Longkangan dilaksanakan sebagai ungkapan syukur nelayan Munjungan atas melimpahnya tangkapan hasil melaut sekaligus peringatan kepada leluhur yang babat Munjungan utamanya kepada Roro Puthut yang konon oleh Ratu Pantai Selatan dipercaya mengawasi kawasan pantai di Munjungan.
Upacara biasa dimulai jelang sore dengan Kirab Tumpeng Agung dari Pendopo Kecamatan Munjungan sampai di Pantai Blado yang dipimpin langsung oleh Camat Munjungan dan semua Kepala Desa seKecamatan Munjungan dan diiringi oleh dayang-dayang serta rombongan jaranan yang berpakaian adat Jawa.
Upacara biasa dimulai jelang sore dengan Kirab Tumpeng Agung dari Pendopo Kecamatan Munjungan sampai di Pantai Blado yang dipimpin langsung oleh Camat Munjungan dan semua Kepala Desa seKecamatan Munjungan dan diiringi oleh dayang-dayang serta rombongan jaranan yang berpakaian adat Jawa.
Tiap Longkangan, masyarakat Munjungan dan sekitarnya selalu berduyung-duyung menyaksikan upacara adat ini di sepanjang jalan yang dilewati rombongan kirab. Upacara pun diakhiri dengan menghanyutkan Tumpeng Agung di tengah lautan Pantai Blado.
Dengan berbagai potensi alam dari delapan pantai eksotis di Munjungan dan ditunjang dengan sejarah unik, serta upacara adat yang rutin digelar tak menutup kemungkinan Munjungan dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas untuk menjadi lokasi pariwisata baru di Trenggalek. Munjungan yang juga dilalui JLS, yang direncanakan selesai pada beberapa tahun mendatang, sangat diharapkan warga bisa mendongkrak potensi wisata pantai.
Untuk bisa mengenalkan wisata pantai di Munjungan agar bisa terkenal seperti Prigi dan berbagai pantai di Bali, warga banyak berharap ada investor yang masuk untuk bisa membuat wisata alalternatif, agar pemerataan perekonomian masyarakat pesisir Trenggalek tak terpusat saja di Prigi. Tentunya, campur tangan Pemkab Trenggalek dan Pemprov Jatim juga telah ditunggu warga Munjungan.
